Mengenal Istilah-istilah Penting dalam Tradisi Ke-NU-an-Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang memiliki sejarah panjang dan kontribusi signifikan terhadap perkembangan keislaman di Indonesia. Dalam NU, terdapat banyak istilah khas yang sering digunakan oleh warga dan pengikutnya. Memahami istilah-istilah ini sangat penting agar kita dapat lebih mendalami ajaran dan tradisi keagamaan NU.
Mengenal Istilah-istilah Penting dalam Tradisi Ke-NU-an
1. Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja)
Aswaja merupakan landasan utama NU. Istilah ini merujuk pada paham Islam yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Dalam pandangan NU, Aswaja berarti mengedepankan keseimbangan antara teks (nash) dan rasio (akal) dalam menjalankan syariat Islam. Paham ini juga menekankan moderasi dalam beragama, serta penerimaan terhadap perbedaan pendapat.
Ciri-ciri Ahlussunnah wal Jama'ah:
- Tawasuth (moderat): Bersikap tengah-tengah, tidak ekstrem dalam beragama.
- Tasamuh (toleran): Menghormati perbedaan, baik dalam masalah fiqih maupun sosial.
- Tawazun (seimbang): Menerapkan keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
2. Bahtsul Masail
Bahtsul Masail merupakan forum diskusi yang khas dalam NU, yang berfungsi untuk membahas masalah-masalah aktual dalam kehidupan umat Islam berdasarkan pandangan ulama klasik (salaf). Forum ini sangat penting dalam proses pengambilan keputusan terkait berbagai persoalan agama yang berkembang di tengah masyarakat.
Tahapan dalam Bahtsul Masail:
- Identifikasi Masalah: Memahami masalah yang sedang dihadapi masyarakat.
- Penelusuran Dalil: Mencari dalil-dalil yang relevan dari Al-Quran, Hadits, ijma’, dan qiyas.
- Pengambilan Keputusan: Kesepakatan ulama mengenai solusi dari masalah tersebut.
3. Qanun Asasi
Qanun Asasi adalah piagam dasar yang menjadi pedoman utama NU dalam bergerak dan berorganisasi. Dokumen ini memuat prinsip-prinsip dasar organisasi, termasuk tujuan, strategi, serta nilai-nilai yang dipegang teguh oleh NU.
Isi Qanun Asasi:
- Membangun tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan nilai-nilai Islam.
- Mewujudkan kesejahteraan umat melalui pendidikan, sosial, dan dakwah.
- Mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
4. Kyai dan Santri
Dalam NU, hubungan antara kyai dan santri merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan keagamaan. Kyai adalah tokoh agama yang memiliki pengetahuan mendalam tentang Islam dan menjadi panutan bagi masyarakat. Sementara santri adalah murid yang menimba ilmu dari kyai, biasanya di lingkungan pesantren.
Peran Kyai dalam Masyarakat:
- Sebagai Guru: Kyai mendidik para santri dalam berbagai ilmu agama, terutama dalam kajian Al-Quran dan Hadits.
- Sebagai Pemimpin: Kyai sering kali menjadi tokoh sentral dalam masyarakat, memimpin acara keagamaan, dan menjadi tempat rujukan dalam berbagai persoalan.
- Sebagai Mediator: Kyai juga kerap menjadi jembatan dalam menyelesaikan konflik sosial yang terjadi di tengah masyarakat.
5. Istighotsah
Istighotsah adalah doa bersama yang dilakukan untuk memohon pertolongan Allah SWT, terutama dalam situasi-situasi sulit. Kegiatan ini sering diadakan oleh warga NU dalam berbagai kesempatan, seperti saat menghadapi bencana alam atau masalah sosial yang kompleks.
Keutamaan Istighotsah:
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Menguatkan ukhuwah islamiyah di antara sesama Muslim.
- Mengingatkan kita akan keterbatasan sebagai manusia dan pentingnya bergantung kepada Allah.
6. Tahlilan
Tahlilan adalah tradisi pembacaan doa dan dzikir bersama yang biasanya diadakan pada hari-hari tertentu setelah seseorang meninggal dunia. Meskipun praktik ini sering kali mendapat kritik dari sebagian kelompok Islam lainnya, warga NU meyakini bahwa tahlilan adalah cara untuk mendoakan orang yang sudah meninggal agar mendapat rahmat dari Allah SWT.
Manfaat Tahlilan:
- Mempererat silaturahmi antar sesama umat Islam.
- Mengingatkan tentang kematian dan pentingnya berbuat amal saleh.
- Mendoakan almarhum agar diampuni dosa-dosanya.
7. Syuriah dan Tanfidziyah
Dalam struktur organisasi NU, terdapat dua lembaga penting, yaitu Syuriah dan Tanfidziyah. Syuriah adalah dewan ulama yang bertugas memberikan bimbingan dan arahan spiritual, sedangkan Tanfidziyah adalah dewan pelaksana yang bertanggung jawab dalam menjalankan program-program organisasi.
Perbedaan Syuriah dan Tanfidziyah:
- Syuriah: Bertanggung jawab dalam memberikan keputusan-keputusan keagamaan yang bersifat prinsip.
- Tanfidziyah: Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan oleh Syuriah.
8. Lailatul Ijtima'
Lailatul Ijtima' adalah kegiatan rutin yang diadakan oleh NU di malam hari, yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar warga NU, serta membahas berbagai persoalan keagamaan dan sosial. Kegiatan ini biasanya diisi dengan ceramah agama, diskusi, serta dzikir bersama.
Keutamaan Lailatul Ijtima':
- Memperkuat ukhuwah antar warga NU.
- Menjadi forum untuk mencari solusi atas masalah-masalah umat.
- Menghidupkan tradisi keilmuan dalam Islam.
9. Maulid Nabi
Maulid Nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang sering diadakan oleh warga NU setiap tahun. Tradisi ini mencakup pembacaan shalawat, ceramah agama, serta kajian tentang kehidupan dan perjuangan Rasulullah. Maulid Nabi memiliki makna spiritual yang mendalam, di mana umat Islam diajak untuk meneladani akhlak dan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Tujuan Peringatan Maulid Nabi:
- Mengingatkan umat Islam akan peran Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
- Meningkatkan kecintaan kepada Nabi dengan menghidupkan tradisi shalawat.
- Memperkuat hubungan ukhuwah islamiyah melalui acara bersama.
10. Madzhab dalam NU
NU menganut empat madzhab fiqih utama dalam Islam, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali, dengan mayoritas warga NU mengikuti madzhab Syafi’i. NU menekankan pentingnya mengikuti salah satu madzhab sebagai jalan untuk memahami hukum-hukum Islam secara komprehensif dan terstruktur.
Prinsip Madzhab dalam NU:
- Taklid: Mengikuti ajaran para ulama terdahulu yang lebih memahami dan mendalami ajaran Islam.
- Ijtihad: Diizinkan dalam kondisi tertentu, terutama dalam menghadapi masalah-masalah kontemporer yang tidak memiliki jawaban pasti dalam kitab-kitab klasik.
- Toleransi: Menerima perbedaan antar madzhab sebagai bagian dari kekayaan intelektual Islam.
11. Halaqah
Halaqah adalah forum diskusi dan pembelajaran yang biasanya diadakan secara informal di lingkungan pesantren. Dalam NU, halaqah berfungsi sebagai salah satu metode untuk memperdalam pengetahuan agama, khususnya bagi para santri. Topik yang dibahas dalam halaqah bisa mencakup fiqih, tafsir, hadits, dan tasawuf.
Keunggulan Halaqah:
- Interaktif: Memberikan kesempatan bagi santri untuk bertanya langsung kepada kyai atau ustadz.
- Mendalam: Pembahasan dalam halaqah sering kali lebih mendetail dan komprehensif.
- Keterbukaan: Membuka ruang diskusi yang dinamis dan fleksibel.
12. Khutbah Jum'at
Khutbah Jum’at merupakan salah satu kegiatan rutin dalam Islam yang wajib dilaksanakan sebelum shalat Jum’at. Dalam tradisi NU, khutbah Jum’at tidak hanya sebagai media penyampaian nasihat agama, tetapi juga sebagai forum untuk menyampaikan pesan-pesan sosial, politik, dan kemasyarakatan yang relevan dengan kondisi umat.
Unsur-unsur Khutbah Jum’at:
- Muqaddimah: Pembukaan khutbah dengan pujian kepada Allah, shalawat, dan nasihat bertakwa.
- Isi: Menyampaikan materi utama yang berkaitan dengan ajaran agama atau permasalahan sosial.
- Penutup: Doa dan nasihat terakhir yang mengajak jamaah untuk berbuat kebaikan.
13. Majlis Ta'lim
Majlis Ta'lim adalah kelompok pengajian yang dibentuk untuk memperdalam ajaran agama Islam di kalangan masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga dan perempuan. Majlis Ta'lim di bawah naungan NU biasanya fokus pada kajian fiqih, tauhid, dan akhlak, serta diiringi dengan kegiatan dzikir dan shalawat.
Manfaat Majlis Ta'lim:
- Pendidikan Agama: Menjadi sarana belajar bagi masyarakat awam untuk memahami ajaran Islam.
- Silaturahmi: Membangun dan mempererat hubungan antar sesama jamaah.
- Pembinaan Moral: Menumbuhkan kesadaran spiritual dan moral di kalangan umat Islam.
14. Tasawuf dalam NU
Tasawuf adalah salah satu aspek penting dalam tradisi keagamaan NU. Tasawuf mengajarkan cara untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah melalui praktik-praktik ibadah dan dzikir yang mendalam. NU memadukan aspek syariat dan tasawuf, sehingga ajaran agama dapat dilaksanakan dengan keseimbangan antara lahiriah dan batiniah.
Ciri-ciri Tasawuf NU:
- Dzikir dan Shalawat: Menghidupkan dzikir bersama sebagai salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah.
- Tawadhu': Mengajarkan sikap rendah hati dan berserah diri kepada Allah.
- Mujahadah: Berusaha secara maksimal untuk melawan hawa nafsu dan mencapai kesucian batin.
15. NU dan Kontribusinya terhadap Pendidikan
NU memiliki kontribusi yang sangat besar dalam bidang pendidikan di Indonesia. Melalui jaringan pesantren dan madrasah, NU berhasil mencetak generasi muda yang tidak hanya paham agama, tetapi juga memiliki wawasan kebangsaan dan sosial yang kuat. Lembaga pendidikan NU juga berperan penting dalam membangun karakter generasi Muslim yang moderat dan terbuka terhadap perkembangan zaman.
Lembaga Pendidikan NU:
- Pesantren: Tempat pendidikan agama yang menjadi ciri khas NU, dengan kurikulum yang mengajarkan fiqih, tafsir, hadits, dan tasawuf.
- Madrasah: Lembaga pendidikan formal di bawah naungan Kementerian Agama, yang memberikan pengetahuan agama dan umum.
- Universitas Islam: NU juga mendirikan sejumlah perguruan tinggi Islam yang bertujuan untuk mencetak cendekiawan Muslim yang berakhlak mulia.
Kesimpulan
Memahami berbagai istilah dalam tradisi keagamaan Nahdlatul Ulama membantu kita untuk lebih mengenal jati diri NU sebagai organisasi Islam yang moderat, inklusif, dan memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan agama dan sosial di Indonesia. Dari Aswaja hingga tasawuf, setiap istilah memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pola pikir warga NU, sehingga mampu merespons tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri keislaman yang kuat.

Posting Komentar untuk "Mengenal Istilah-istilah Penting dalam Tradisi Ke-NU-an"